Yuhuuuu~
Chapter 2, Novel Zahirah Wirda Syakirah.
Bagian 2
Kehilangan
Detik berganti menit, menit
berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan,
dan bulan berganti tahun. Begitulah jalannya kehidupan ini. Seiring waktu
semuanya berubah. Ada yang berubah menjadi lebih baik, ada yang menjadi lebih
buruk, bahkan ada yang masih belum move
on. Semua rutinitas itu sudah lazim. Seperti halnya waktu manusia pun
mengalami banyak perubahan. Mulai dari fisik, hati, pikiran, bahkan keimanan. Ada
kalanya keimanan manusia mencapai tingkatan tertinggi lalu tiba-tiba merosot
menjadi tingkatan sedang bahkan sampai lupa iman. Ada juga yang beriman dalam
ke labilan. Hari ini beriman, esok
tidak. Sungguh aneh, dunia ini begitu aneh. Namun tidak perlu dipikirkan
tentang keanehan ini. Sekarang saatnya Zahirah tumbuh dan berkembang, peka
terhadap rangsang, dan bernafas. Eh kok mala kayak ciri-ciri makhluk hidup ya?
Emang Zahirah makhluk hidup! Duh ini kok jadi rada gak jelas ya, hmm oke
lupakan.
Dua
belas tahun sudah berlalu dengan begitu cepat. Zahirah kini sudah menjadi anak
gadis yang cantik dan juga solehah. Terkadang banyak yang iri melihat
pertumbuhan Zahirah dengan begitu suksesnya. Banyak juga bocah lelaki ingusan
yang tertarik dengan Zahirah. tapi untunglah Zahirah sama sekali tidak tertarik
dengan dunia perpacaran. Ia lebih bersemangat menghabiskan waktunya untuk
bermain. Lagi pula Zahirah masih anak-anak yang baru akan tunmbuh dewasa. Ia
juga sempat kesal dengan beberapa bocah ingusan yang berusaha mendekatinya. Ada
yang mendekati Zahirah dengan memberikan Zahirah es krim cokelat karena Zahirah
suka es krim, ada juga yang berlaga seperti ABG yang memberikan Zahirah
sekuntum mawar mewah, ada yang rela diejek dan dimarahin emak, bapak, nenek,
dan gurunya karena memakai kostum barbie kesukaan
Zahirah dengan harapan Zahirah akan tertarik padanya. Dasar bocah tengil.
***
Langit pagi begitu cerah, matahari mulai
mengucapkan salam kepada insan penerus masa depan bangsa ini. Insan-insan yang
akan menjadi tonggak masa depan negeri ini, wajah berseri dengan mimik muka
yang terlihat tegang seakan sedang menantikan sesuatu. Ya, mereka semua sedang
menantikan hasil belajar mereka selama 6 tahun belakangan ini. Tak terkecuali
Zahirah Wirda Syakirah, gadis kecil yang ditemani kedua orangtuanya sedang
menunggu pengumuman hasil UN nya beberapa minggu yang lalu. Zahirah dikenal
sebagai murid tercerdas di sekolahnya, ia selalu mendapatkan peringkat satu di
kelasnya karena ia rajin sekali belajar tak lupa juga ibadahnya. Ini adalah
suatu keberhasilan orangtua zahirah dalam mendidik zahirah.
“Ayahh... apa pengumumannya masih lama ya yah?”
tanya zahirah sambil menggoyangkan lengan ayahnya.
“Sabar sayang, 5 menit lagi.”
“Oh, begitu ya yah, baiklah aku akan menunggu
hasilnya.”
“Zahirah, mau tidak jadi anak solehah?” tanya ibu
zahirah tiba-tiba.
“Mau dong! Aku kan anak ibu dan ayah, aku akan jadi
anak solehah yang berbakti pada kedua orangtua.”
“Kalau jadi anak solehah itu berarti zahirah harus
lebih mendalami ilmu agama kan? Jadi Zahirah mau nggak lanjutin sekolahnya di
pondok pesantren?”
“Apa? Nggak mau ibu, kalau Zahirah masuk pesantren
pasti Zahirah gak bisa ketemu sama ibu dan ayah terus kalau Zahirah kangen
gimana? Nanti kayak kak Nita yang selalu nangis-nangis tiap kali telponan sama
tante Sarah pasti kak Nita disana gak enak kan bu?”
“Nak, di pesantren itu kamu diajarkan untuk jadi
mandiri, diajarin ilmu agama, terus kamu bakalan tau apa artinya kehidupan,
kamu gak bakalan buta akan ilmu agama nak, kamu diajarin buat baca Qur’an
dengan benar dan InsyaAllah kalau kamu sungguh – sungguh kamu bakalan jadi
hafidzah 30 juz dan kamu bakalan buat ibu dan ayah masuk surga dengan diberikan
pakaian dari emas. Kamu mau kan buat ibu dan ayahmu bahagia?” jelas ayah
Zahirah.
“tapi yah .....” kata-kata Zahirah terputus oleh
pembawa acara di hari kelulusan di sekolah Zahirah.
“hadirin sekalian tibalah saatnya pembagian laporan
belajar siswa – siswi SD Negeri 98 Solo,..... “ sambutan pembawa acara.
***
“Alhamdulillah yah Zahirah jadi juara umum, rasanya
Zahirah sangat bahagia yah, hmm ayah masih ingatkan dengan janji ayah? Es
krim?”
“itu semua atas izin Allah Zahirah. kamu harus
bersyukur nak, kamu ini sudah pintar, cantik, anak ayah lagi hahahaha, baiklah
ayo kita beli es krim disana” ajak ayah Zahirah sambil menuntun Zahirah.
Namun, ketika Zahirah dan ayahnya menyebrang di
jalan tiba – tiba mobil BMW yang melaju dengan kecepatan tinggi melesat begitu
cepat dan menabrak keduanya. Dalam hitungan detik, aspal hitam berubah warna
jadi merah. Ketika itu pula dari kejauhan nampak seorang wanita berkerudung
hitam dengan tangan mengusap wajah segera berlari ke tempat kejadian. Nampaknya
ia sangat tertekan akan kejadian itu, ia hanya menangis tersedu tanpa sekata
patahpun keluar dari mulutnya. Keadaan di jalanan menjadi macet, semua
kendaraan di sekitar banyak yang berhenti sejenak untuk melihat kejadian tragis
itu. Beberapa orang yang berinisiatif segera menelpon ambulance dan membawa kedua korban ke rumah sakit. Soal pemilik
mobil BMW itu jangan ditanya, ia sudah tak ada lagi di lokasi kejadian layaknya
tikus dikejar kucing.
***
To Be Continued
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
link chapter 3:
https://sweetcafein.blogspot.co.id/2018/02/normal-0-false-false-false-in-ja-x-none.html
To Be Continued
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
link chapter 3:
https://sweetcafein.blogspot.co.id/2018/02/normal-0-false-false-false-in-ja-x-none.html
Komentar
Posting Komentar