YUPSSS!!!!
Aku adalah salah satu warga +62 dengan berjuta-juta keindahan alam, dengan berjuta-juta kekayaan alam, dengan berjuta-juta cita rasa kuliner, dengan berjuta-juta budaya dari berbagai daerah, dan aku salah satu warga +62 dengan banyak sekali orang yang membodohi sesama saudaranya, dengan banyak sekali sampah yang menelan uang rakyat, dengan banyak sekali aturan sosial yang membuat tiap orang terlihat lemah. Yaa, Aku adalah part of this country.
Akhir-akhir ini negara +62 ini sedang heboh dan banyak yang pecah belah karena banyak masalah yang viral di negara ini. Mulai dari tertipu oleh kasus #JusticeForAudrey (Ini sampai semua influencer, artis, bahkan pejabat-pejabat negara pun banyak yang tertipu dan sudah memberikan banyak simpati baik dalam bentuk imateri bahkan material yang kebanyakan dari mereka memberikan uang dengan jumlah yang tidak sedikit. Tbh gue juga ketipu anjir wkwk. Maka dari itu karena masalah ini aku mulai krisis kepercayaan terhadap media dan pemerintah di Indonesia (?). Tak hanya kasus Audrey, film Sexy Killers yang banyak membuat orang-orang di negara +62 perang mulut bahkan ada yang sampai terdoktrin untuk tidak berpartisipasi dalam Pemilu alias Golput karena film itu. ya lu pikir aja yak, kalo emang mau golput gausah nyalahin film dah wkwk. Akan tetapi, dalam film sexy killers yang aku tonton sampai habis itu sebenernya sedikit banyak mempersuasi orang-orang dengan memberikan data-data yang cukup memberikan ujaran negatif untuk kedua paslon presiden negara +62. Akan tetapi kalau saja kita melihat dari sisi lainnya film ini mungkin memberikan kita kasus tentang lingkungan dan untuk membuat kita lebih bersyukur akan ketersediaan air bersih, listrik, dan sebagainya yang cukup memadai untuk kita. Namun, yang tidak aku tidak setuju dengan film ini adalah kenapa dia begitu menjelek-jelekkan PLTU yang pemerintah buat padahal sebenarnya kalau tanpa itu negara +62 akan gelap (?) dan mati kutu jadi kuper. Lalu yang lebih menjengkelkan lagi aku lagi-lagi sedikit terpengaruh (dasar mudah dipengaruhi wkwk). Aku yang sebenarnya tidak terlalu memiliki interest dengan kedua paslon jadi tambah membenci mereka gara-gara nonton film itu. Tapi, lagi dan lagi aku berpikir dan mencari sisi lain tentang pesan apa yang ingin film itu sampaikan dengan berusaha tetap netral. Akhirnya aku meyakini bahwa sepenuhnya yang ditampilkan di film itu bukanlah kebenaran dan isu yang ingin diangkat adalah isu lingkungan yang hanya saja salahnya di keluarkan pada saat musim Pemilu. Sehingga hal tersebut menimbulkan perdebatan di berbagai kalangan. Tak hanya masalah film Sexy Killers yang viral dan menimbulkan banyak perdebatan ada lagi yang sedang panas-panasnya yaitu dugaan kecurangan Quick Count dalam Pilpres 2019 ini. Lagi-lagi semua orang berdebat dan saling menunjukkan ujaran kebencian pada lawan calon pilihannya.
Menghadapi hal ini aku sebenarnya tidak mau ambil pusing. Lebih baik aku menciptakan puisi-puisi sampah atau mendengarkan musik-musik rapp yang membuatku senang. Tapi, untuk kasus ini aku lebih condong ke arah skeptis. Aku tidak mempercayai siapapun dan aku punya keyakinan bahwa amanah tak pernah salah memilih pundak dan aku yakin Tuhan telah menunjuk orang yang tepat untuk memimpin negara +62 ini menjadi lebih baik. Eee tapi, tapi aku punya satu asumsi sih h3h3h3. Menurutku kenapa sih Prabowo eh kesebut namanya, maksudku Paslon 2 tiba-tiba saja langsung mendeklarasikan kemenangannya sebagai Presiden negara +62 di depan para pendukungnya padahal belum resmi dia yang menang. Itu hanya berdasarkan penghitungan dari relawanya di 320.000. TPS katanya. Lalu, kenapa banyak sekali orang-orang yang melakukan protes tentang kecurangan di penghitungan Quick Count seperti tahun 2014 kemaren. Dan aku mulai curiga lagi ini memang sengaja dibuat seolah-olah penghitungan oleh KPU itu salah dan curang agar terjadi gerakan massa dari people power. Hal ini berkaitan dengan sikap paslon 02 yang mendeklarasikan kemenangannya sehingga semua pendukung nya yakin bahwa pilihan mereka sudah menang dan ketika hasil sebenarnya adalah yang lain mereka akan protes tentunya, lalu membuat konspirasi seolah-olah KPU melakukan kecurangan dengan menampilkan banyak data yang mendukung agar pernyataannya kuat. Sehingga hal ini dapat membuat pergerakan yang besar dari orang-orang yang sudah terpengaruh oleh pernyataan bahwa KPU curang. Ketika people power sudah terjadi maka bisa jadi peryataan dari kebanyakan orang dianggap kebeneran dan kemungkinan kemenagan paslon 02 menjadi nyata (elah kayak apaan aja). Sejujurnya menurutku paslon 02 itu memang banyak pendukung di luar pulau Jawa akan tetapi tidak semua di luar pulau Jawa mendukung beliau. Ditambah lagi paslon 01 sudah pasti unggul di pulau Jawa yang bayangkan saja orang jawa itu sangat banyak bahkan di pulau Sumatera pun banyak orang Jawa juga. So kesimpulannya, sangat memungkinkan bahwa lebih banyak pendukung paslon 01 dibanding 02. Lalu yang lebih membuat aku heran adalah ketika paslon 02 mendeklarasikan kemenangannya sebanyak 2 kali di depan para pendukungnya dengan memberikan pidato kemenangan tidak didampingi oleh Sandiaga Uno eh kesebut kan, maksudknya wakilnya. Kalau kalian mau tau kronologisnya bisa di cek di live pilpres 2019 di https://tirto.id dan ya satu lagi dengan mendeklarasikan kemenangannya walaupun belum resmi paslon 02 menunjukkan sifat ambisiusnya.
Dari tulisan ini terkesan aku adalah pendukung sejati Jokowi ya? Padahal aku juga bukan pendukung Jokowi, aku kesal dengan banyak kasus kemanusiaan yang tidak diselesaikan dengan baik di jamannya seperti kasus pelanggaran kebebasan pers, pelecehan seksual pada perempuan, dan lain-lain. Hanya saja aku berusaha melihat sisi lain dari hal-hal yang terjadi. Aku pun golput sebenarnya karena aku telat mengurus surat A5 dan aku akan tetap mendukung siapapun yang jadi presiden di negara +62 ini dan aku berharap siapa pun yang terpilih adalah pilihan Tuhan agar negara ini menjadi lebih baik, tiap masalah terselesaikan. Satu lagi tiap orang tidak ada yang sempurna bahkan orang nomor 1 di negara +62 pun tetaplah manusia, maka dari itu marilah kita lupakan kesalahan masa lalunya dengan tetap mengawasi mereka (siapapun yg jadi presidennya) dalam memimpin negara +62 kalau ada kesalahan kita sebagai rakyat jangan diam saja dan gunakan hak kita untuk bersuara bantu mereka juga untuk memperbaikinya, kalau mereka melakukan hal baik berterima kasihlah dan puji mereka agar tambah semangat memimpin negara +62 ini (eeaak).
Aku adalah salah satu warga +62 dengan berjuta-juta keindahan alam, dengan berjuta-juta kekayaan alam, dengan berjuta-juta cita rasa kuliner, dengan berjuta-juta budaya dari berbagai daerah, dan aku salah satu warga +62 dengan banyak sekali orang yang membodohi sesama saudaranya, dengan banyak sekali sampah yang menelan uang rakyat, dengan banyak sekali aturan sosial yang membuat tiap orang terlihat lemah. Yaa, Aku adalah part of this country.
Akhir-akhir ini negara +62 ini sedang heboh dan banyak yang pecah belah karena banyak masalah yang viral di negara ini. Mulai dari tertipu oleh kasus #JusticeForAudrey (Ini sampai semua influencer, artis, bahkan pejabat-pejabat negara pun banyak yang tertipu dan sudah memberikan banyak simpati baik dalam bentuk imateri bahkan material yang kebanyakan dari mereka memberikan uang dengan jumlah yang tidak sedikit. Tbh gue juga ketipu anjir wkwk. Maka dari itu karena masalah ini aku mulai krisis kepercayaan terhadap media dan pemerintah di Indonesia (?). Tak hanya kasus Audrey, film Sexy Killers yang banyak membuat orang-orang di negara +62 perang mulut bahkan ada yang sampai terdoktrin untuk tidak berpartisipasi dalam Pemilu alias Golput karena film itu. ya lu pikir aja yak, kalo emang mau golput gausah nyalahin film dah wkwk. Akan tetapi, dalam film sexy killers yang aku tonton sampai habis itu sebenernya sedikit banyak mempersuasi orang-orang dengan memberikan data-data yang cukup memberikan ujaran negatif untuk kedua paslon presiden negara +62. Akan tetapi kalau saja kita melihat dari sisi lainnya film ini mungkin memberikan kita kasus tentang lingkungan dan untuk membuat kita lebih bersyukur akan ketersediaan air bersih, listrik, dan sebagainya yang cukup memadai untuk kita. Namun, yang tidak aku tidak setuju dengan film ini adalah kenapa dia begitu menjelek-jelekkan PLTU yang pemerintah buat padahal sebenarnya kalau tanpa itu negara +62 akan gelap (?) dan mati kutu jadi kuper. Lalu yang lebih menjengkelkan lagi aku lagi-lagi sedikit terpengaruh (dasar mudah dipengaruhi wkwk). Aku yang sebenarnya tidak terlalu memiliki interest dengan kedua paslon jadi tambah membenci mereka gara-gara nonton film itu. Tapi, lagi dan lagi aku berpikir dan mencari sisi lain tentang pesan apa yang ingin film itu sampaikan dengan berusaha tetap netral. Akhirnya aku meyakini bahwa sepenuhnya yang ditampilkan di film itu bukanlah kebenaran dan isu yang ingin diangkat adalah isu lingkungan yang hanya saja salahnya di keluarkan pada saat musim Pemilu. Sehingga hal tersebut menimbulkan perdebatan di berbagai kalangan. Tak hanya masalah film Sexy Killers yang viral dan menimbulkan banyak perdebatan ada lagi yang sedang panas-panasnya yaitu dugaan kecurangan Quick Count dalam Pilpres 2019 ini. Lagi-lagi semua orang berdebat dan saling menunjukkan ujaran kebencian pada lawan calon pilihannya.
Menghadapi hal ini aku sebenarnya tidak mau ambil pusing. Lebih baik aku menciptakan puisi-puisi sampah atau mendengarkan musik-musik rapp yang membuatku senang. Tapi, untuk kasus ini aku lebih condong ke arah skeptis. Aku tidak mempercayai siapapun dan aku punya keyakinan bahwa amanah tak pernah salah memilih pundak dan aku yakin Tuhan telah menunjuk orang yang tepat untuk memimpin negara +62 ini menjadi lebih baik. Eee tapi, tapi aku punya satu asumsi sih h3h3h3. Menurutku kenapa sih Prabowo eh kesebut namanya, maksudku Paslon 2 tiba-tiba saja langsung mendeklarasikan kemenangannya sebagai Presiden negara +62 di depan para pendukungnya padahal belum resmi dia yang menang. Itu hanya berdasarkan penghitungan dari relawanya di 320.000. TPS katanya. Lalu, kenapa banyak sekali orang-orang yang melakukan protes tentang kecurangan di penghitungan Quick Count seperti tahun 2014 kemaren. Dan aku mulai curiga lagi ini memang sengaja dibuat seolah-olah penghitungan oleh KPU itu salah dan curang agar terjadi gerakan massa dari people power. Hal ini berkaitan dengan sikap paslon 02 yang mendeklarasikan kemenangannya sehingga semua pendukung nya yakin bahwa pilihan mereka sudah menang dan ketika hasil sebenarnya adalah yang lain mereka akan protes tentunya, lalu membuat konspirasi seolah-olah KPU melakukan kecurangan dengan menampilkan banyak data yang mendukung agar pernyataannya kuat. Sehingga hal ini dapat membuat pergerakan yang besar dari orang-orang yang sudah terpengaruh oleh pernyataan bahwa KPU curang. Ketika people power sudah terjadi maka bisa jadi peryataan dari kebanyakan orang dianggap kebeneran dan kemungkinan kemenagan paslon 02 menjadi nyata (elah kayak apaan aja). Sejujurnya menurutku paslon 02 itu memang banyak pendukung di luar pulau Jawa akan tetapi tidak semua di luar pulau Jawa mendukung beliau. Ditambah lagi paslon 01 sudah pasti unggul di pulau Jawa yang bayangkan saja orang jawa itu sangat banyak bahkan di pulau Sumatera pun banyak orang Jawa juga. So kesimpulannya, sangat memungkinkan bahwa lebih banyak pendukung paslon 01 dibanding 02. Lalu yang lebih membuat aku heran adalah ketika paslon 02 mendeklarasikan kemenangannya sebanyak 2 kali di depan para pendukungnya dengan memberikan pidato kemenangan tidak didampingi oleh Sandiaga Uno eh kesebut kan, maksudknya wakilnya. Kalau kalian mau tau kronologisnya bisa di cek di live pilpres 2019 di https://tirto.id dan ya satu lagi dengan mendeklarasikan kemenangannya walaupun belum resmi paslon 02 menunjukkan sifat ambisiusnya.
Dari tulisan ini terkesan aku adalah pendukung sejati Jokowi ya? Padahal aku juga bukan pendukung Jokowi, aku kesal dengan banyak kasus kemanusiaan yang tidak diselesaikan dengan baik di jamannya seperti kasus pelanggaran kebebasan pers, pelecehan seksual pada perempuan, dan lain-lain. Hanya saja aku berusaha melihat sisi lain dari hal-hal yang terjadi. Aku pun golput sebenarnya karena aku telat mengurus surat A5 dan aku akan tetap mendukung siapapun yang jadi presiden di negara +62 ini dan aku berharap siapa pun yang terpilih adalah pilihan Tuhan agar negara ini menjadi lebih baik, tiap masalah terselesaikan. Satu lagi tiap orang tidak ada yang sempurna bahkan orang nomor 1 di negara +62 pun tetaplah manusia, maka dari itu marilah kita lupakan kesalahan masa lalunya dengan tetap mengawasi mereka (siapapun yg jadi presidennya) dalam memimpin negara +62 kalau ada kesalahan kita sebagai rakyat jangan diam saja dan gunakan hak kita untuk bersuara bantu mereka juga untuk memperbaikinya, kalau mereka melakukan hal baik berterima kasihlah dan puji mereka agar tambah semangat memimpin negara +62 ini (eeaak).
Komentar
Posting Komentar