FYI ini adalah cerpen yang bukan cerpen dan ceritanya pun bukan juga cerita penulis, ini hanyalah fiktif belaka
Love that Inarticulate
By : Suci Wandari
Sekayu, sabtu 02 Juli
2016
Di tengah keheningan malam, diantara
beribu umat manusia, di tengah kerasnya hidup, dan diantara beribu masalah kau
seolah hadir menjadi cahaya dalam kegelapan. Menjadi antioksidan ketika
dehidrasi. Menjadi sesuatu yang berharga sekalipun. Kau akan tetap terngiang di
relung hatiku. Tak ada lagi yang lain. Aku sudah dihibernasi karenamu. Aku
mulai lupa apakah aku masih punya cinta untuk yang lain. Apakah aku masih bisa
menjadikan orang lain seperti dirimu? Jawabannya adalah Tidak. Tidak akan
pernah ada yang mampu melancangkanmu jauh dari hatiku. Meskipun engkau nun jauh
disana. Meskipun engkau tak mengetahui apa yang aku rasakan sekarang.
Tidak seorang pun yang bisa
menggantikanmu di relung hatiku ini. Walau sekalipun orang itu mampu mengarungi
samudera. Sekalipun ia petarung yang tak pernah kalah. Sulit kutemukan sebuah
kata atau peribahasa yang pas untuk mengekspresikan cintaku padamu. Tak satupun
diantaranya. Aku mencintaimu sampai aku merasa sakit. Aku mencintaimu sampai
aku merasa bodoh. Aku mencintaimu sampai aku kehilangan harapan. Harapan apa
yang aku miliki? Aku tak tahu apa lagi yang harus kuungkapkan. Engkau tidak
pernah tahu akan hal ini. Aku hanya mampu bermimpi dan berkhayal.
Aku sadar akan ketidakuasaanku ini. Aku semakin
sulit mendeskripsikan perasaanku ini padamu. Berulang kali aku berusaha.
Berulang kali aku mencoba untuk mengambil hatiku padamu. Hatiku ini sulit untuk
ku dapatkan. Kemana pun engkau pergi hatiku selalu menjadi pengiring setiamu.
Aku merasa bosan akan hal ini. Aku sedih dan terpuruk mengapa sulit bagiku
mengambil kembali hatiku yang telah hilang. Hilang meninggalkan diriku sendiri.
Aku kesepian, aku mau kau kembali. Tapi semakin ku coba untuk mengambil hatiku
lagi. Hatiku semakin lekat dengan dirimu. Hatiku benar-benar sudah semakin jauh
dari diriku sendiri. Sekarang aku benar-benar pasrah dan hanya menginginkan
yang terbaik untukmu. Aku hanya menerima semua rencana Tuhan. Aku sudah sering
mengaduh pada Tuhan tentang dirimu dan hatiku yang lekat pada dirimu. Aku sudah
berusaha sekuat yang ku mampu agar aku melupakanmu. Tapi, rasanya cintaku
semakin kuat dan dalam. Saat pagi hari ada bayanganmu. Saat siang ada dirimu.
Saat malam kau selalu ada di pikiranku. Bahkan sa
Komentar
Posting Komentar