Tugas UTS
Dasar- Dasar Public Relations
Analisis Public Relations dan Hubungan Masyarakat
Oleh :
Nama
: Suci Wandari
Kelas : D-2 Komunikasi
NIM : 175120201111003
Dosen pengampu : Rahmat Kriyantono,
Ph.D
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
Soal
no 1 :
1.
Jelaskan
mengapa perilaku anggota organisasi bisa mempengaruhi organisasi dan kaitkan
dengan dua pendekatan PR dan disertai contoh!
Jawaban :
Manusia
adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam
kehidupannya. Manusia harus saling bantu membantu dalam menjalankan
kehidupannya. Konsep hidup ini sudah ada dalam berbagai perspektif baik itu
agama, moralitas, norma, dan elemen kehidupan lainnya. Manusia harus menjalin
hubungan baik dengan manusia lainnya karena sejatinya manusia membutuhkan orang
lain untuk hidup. Maka dari itu untuk menjalin hubungan baik tersebut perlu
adanya keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam
sebuah organisasi atau institusi atau perusahaan juga di perlukan hubungan yang
baik antara pimpinan dan pengurus organisasi atau institusi lainnya hal ini
juga demi mencapai goals atau tujuan
bersama. Pada dasarnya dalam sebuah organisasi atau institusi ada tujuan yang
ingin dicapai dan untuk mencapai itu semua diperlukanlah sebuah team work atau kerjasama yang baik
diantara orang-orang yang menjadi anggota sebuah organisasi tersebut. Hal
lainnya yang tak kalah penting selain kerjasama tim yang baik yaitu membangun
relasi dengan membangun citra positif sebuah organisasi atau institusi dengan
pihak internal maupun eksternal sebuah organisasi atau institusi. Disinilah
arti penting sebuah Public Relations harus
dipelajari agar semuanya dapat tercapai.
Public Relations atau disingkat menjadi
PR memiliki banyak definisi yaitu Jefkins dalam Kriyantono (2016, h.4) public relations adalah
keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good-will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
segenap khalayak. Sedangkan menurut Grunig dan Hunt, Public Relations adalah manajemen komunikasi antara organisasi dan
publiknya. Lalu definisi Public Relation menurut
John E. Martson dalam Kriyantono (2016, h. 4) Public Relations adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana
yang didesain untuk mempengaruhi publik yang signifikan.
Dari berbagai pengertian diatas,
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kegiatan Public Relations selalu berhubungan dengan publik untuk menjalin
hubungan yang baik dan juga untuk membangun citra positif sebuah organisasi
atau institusi. Karena seluruh komponen organisasi atau perusahaan berpotensi menciptakan citra maka
dalam kegiatannya Public Relations dapat
bersifat :
a. Public Relations
sebagai metode komunikasi, yaitu
seluruh kegiatan yang dijalankan atau diprogramkan PR sudah tersusun secara
sistematis dan terencana dan dijalankan melalui divisi public relations yang dipimpin oleh seorang manajer public relations.
b. Public Relations
sebagai teknik komunikasi, yaitu segala
perilaku anggota organisasi berpotensi mempengaruhi citra tertentu di mata
publik. Jadi seluruh anggotanya akan mempengaruhi citra sebuah perusahaan. Maka
dari itu diperlukan sebuah sense of
belonging atau rasa memiliki sebuah perusahaan diantara setiap anggotanya
agar tetap menjaga nama baik sebuah perusahaan di mata publik
Dikenal juga sebuah istilah "You
are PR on your self". Setiap orang adalah public relations bagi
dirinya dan oranisasi atau perusahaan tempat ia bekerja. Hal ini juga di
sebutkan dalam buku Rahmat Kriyanto yang berjudul Public Relations Writting edisi
kedua. Segala perilaku anggota organisasi berpotensi mempengaruhi citra
tertentu di mata publik. (Kriyantono, 2016). Contohnya saja ketika seorang pegawai
perusahaan berbuat hal negatif publik akan menilai perusahaan negatif. Hal ini
juga berlaku sebaliknya, apabila anggota suatu organisasi memiliki citra
positif, organisasinya juga akan dipandang positif. Seperti Universitas
Brawijaya yang memiliki mahasiswa-mahasiswa yang menang dan menjadi juara umum
berturut-turut dalam lomba PIMNAS atau Pekan Ilmiah Nasional, publik memandang
Universitas Brawijaya berprestasi.
Soal no 2:
2.
Mengapa
publisitas penting bagi Humas?
Jawaban :
Hal-hal positif dari sebuah
organisasi atau institusi atau perusahaan haruslah diketahui publik karena Public Relations dirancang untuk
memberikan informasi positif tentang sebuah perusahaan tempat ia bekerja dan
biasanya dikendalikan oleh perusahaan. Citra positif ini dapat terbentuk jika
publik memiliki persepsi atau pandangan postif terhadap perusahaan. Pandangan
publik mengenai citra positif ini haruslah lengkap dan tidak setengah-setengah
agar tercapai well-informed atau
kecukupan informasi tentang perusahaan. Hal ini agar tidak ada kesenjangan
informasi antara perusahaan dan publiknya. Maka dari itu public relations harus menjaga arus informasi agar berjalan dua
arah dan timbal balik. Kegiatan informasi ini dapat dilakukan oleh public relations dengan menyampaikan
atau menyebarluaskan informasi yang disebut kegiatan publikasi. Publikasi ini
adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan kepada publik.
Selain publikasi dikenal juga
istilah publisitas yang selama ini dianggap memiliki arti yang sama. Akan
tetapi Rahmat Kriyantono dalam bukunya Public
Relations Writting mengatakan bahwa kedua hal tersebut adalah berbeda.
Perbedaan ini terletak pada media yang digunakan. Publisitas adalah publikasi
yang menggunakan media massa sebagai sarana penyebarluasan informasi.
Publisitas adalah publikasi perusahaan yang dimuat di media massa. Maka
pengertian publikasi lebih luas dan publisitas adalah bagian dari aktivitas
publikasi. (Kriyantono, 2016 h. 41)
Salah satu tugas pokok public relations adalah menciptakan
citra positif perusahaan di mata publiknya. Publisitas memunculkan sebuah
citra, berdasarkan informasi tertentu. Citra tidak selamanya mencerminkan
tentang sebuah kenyataan yang sesungguhnya, karena citra terbentuk berdasarkan
informasi yang tersedia. Jefkins (1995, h. 56) mengatakan bahwa informasi yang
benar, akurat, tidak memihak, lengkap dan memadai itu benar-benar penting bagi
munculnya sebuah citra yang tepat. Namun perlu diingat bahwa semua keputusan
terakhir berada pada media. Media dapat memanfaatkan atau tidak memanfaatkan
informasi tersebut berdasarakan penilaian mereka terhadap kepentingan informasi
tersebut yang ditujukan bagi audiens mereka.
Cutlip & Center (Jefkins, 2016) mengatakan bahwa mereka mungkin menggunakan
informasi tersebut sebagaimana adanya, atau mengubah informasi asli, atau
mengubah cara penyampaian informasi, biasanya tanpa menyebutkan spesialis
publisitas sebagai sumbernya. Peristiwa atau events yang layak untuk
diberitakan dapat menarik liputan media untuk menciptakan publisitas. Acara
publisitas yang berhasil atau sukses mengandung nilai berita yang mempunyai
nilai riil, menarik media massa, memberikan bukti atau sebuah peristiwa atau events
tersebut, dan memberikan pesan yang dimaksudkan oleh sumber berita.
Bagi
pihak media massa publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar
yang dipublikasikan oleh media karena memiliki news value atau nilai berita. Dalam publisitas dikenal sebuah
prinsip “biarkan orang lain bercerita tentang diri Anda” (let someone else
tell about you) atau “ceritakan diri Anda melalui orang lain” (telling
something through someone else) (Kriyantono, 2016, h. 45). Prinsip ini
dijunjung untuk mengajak orang lain menyampaikan informasi tentang kita, karena
orang lain akan lebih percaya akan informasi yang disampaikan orang lain
daripada informasi yang kita sampaikan sendiri. Model yang digunakan dalam
praktik publisitas disebut “informasi publik”. Model tersebut sama dengan apa
yang telah saya jelaskan diatas yang disebutkan oleh Kriyantono (2016, h. 45).
Model tersebut merupakan model yang paling banyak digunakan. Banyak dari
beberapa manajer dan jajaran atas menyewa seorang ahli public relations
untuk menangani peliputan media agar organisasi atau perusahaan yang sedang
mereka jalani dapat dipandang positif oleh publik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peran publisitas dalam public
relations sangat penting karena sebagai tempat untuk menyebarkan informasi
kepada publik. Informasi yang disebarluaskan dapat berupa informasi yang baik,
benar, buruk, maupun tidak benar. Hal ini dilakukan karena banyak keuntungan
yang didapatkan dari publisitas dengan mengesampingkan dampak yang diperoleh. Kredibilitas
publisitas lebih tinggi karena publik lebih mempercayai informasi yang dikemas
dalam sajian berita karena mereka menganggap informasi tersebut adalah fakta.
Selain itu juga, publisitas non paid form
of communication atau tidak berbayar. Publisitas juga dapat menjelaskan
cacat produk atau dapat melakukan verifikasi sebagai crisis-response perusahaan terhadap publik.
Soal no 3:
3. Bagaimana sikap anda terkait nama PR dan Humas?
Jawaban :
Istilah public
relations merupakan bahasa Inggris dari Hubungan Masyarakat. Akan tetapi,
kata ‘Masyarakat’ kurang tepat digunakan karena public jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah publik. Publik
dan masyarakat memiliki perbedaan. Istilah masyarakat lebih luas dibandingkan
dengan publik karena publik hanya sebagian masyarakat saja. Kriyantono (2016,
h. 3) menjelaskan bahwa “publik adalah
sekumpulan orang atau kelompok dalam masyarakat yang luas itu yang memiliki
kepentingan atau perhatian yang sama, kepentingan yang sama itulah yang
mengikat anggota publik satu sama lainnya.”
Publik (bisa juga disebut stakeholders) yaitu
sasaran kegiatan Public Relations. Publik berbeda-beda menurut jenis
organisasi atau perusahaannya. Namun secara umum publik dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu publik internal dan publik eksternal.
a.
Publik Internal adalah publik yang berada dalam
organisasi tempat Public Relations bekerja, misalnya karyawan dan
keluarganya maupun pihak manajemen (CEO, direksi, manajer, dan stokeholders).
b.
Publik Eksternal antara lain konsumen atau pelanggan,
komunitas, kelompok-kelompok masyarakat (kelompok penekan atau pressure
group, lembaga swadaya masyarakat), pemerintah, bank, pemasok, media massa
dan sebagainya.
Kegiatan Public
Relations yang sasarannya publik internal disebut internal relations, sedangkan untuk publik eksternal
disebut external relations.
Namun, pada intinya peran Hubungan Masyarakat (Humas) dan Public Relations (PR) sama saja. Keduanya hanya berbeda pada
istilah penyebutannya saja. Karena sudah dianggap lazim penggunaan istilah
Hubungan Masyarakat (Humas) untuk Public
Relations (PR) tidak perlu dipersoalkan lagi. Keduanya sama-sama menjalin
relasi dengan pihak lain baik pihak internal maupun pihak eksternal.
Fungsinya
pun tetap sama yaitu berusaha untuk menjalin hubungan yang harmonis antara
organisasi atau perusahaan dengan khalayak, membangun citra positif, membentuk
opini publik yang Favorable dan
melayani kepentingan publik, serta membentuk goodwill dan kerjasama. Humas dan Public Relations itu
sama saja, hanya berbeda penyebutannya saja. Akan tetapi Humas lingkup kerjanya
lebih mengarah ke institusi pemerintahan
sedangkan Public Relations bekerja di
perusahaan. Sebagai seorang mahasiswa yang mempelajari public relations, saya menyikapi perbedaan nama antara Humas dan Public Relations sebagai dua istilah
yang digunakan untuk merujuk suatu hal yang sama. Baik Public Relations maupun Humas memiliki fungsi untuk mengenalkan
organisasi atau lembaga yang Ia bawa dan menjaga citra positifnya. Keduanya
memiliki arti yang sama dan letak perbedaanya hanya ada pada penyebutannya
saja.
Namun dalam
pembelajaran dasar-dasar public relations
kita sepakati memakai istilah Public
Relations (PR). Agar tidak rancu dalam memaknai arti Public Relations, Rahmat Kriyantono dalam bukunya Public Relations Writting edisi kedua
menjelaskan beberapa pengertian Public
Relations menurut para ahli diantaranya :
·
John E. Marston, public
relations adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang didesain
untuk mempengaruhi publik yang signifikan
·
Frank jefkins, public
relations adalah sebuah sistem komunikasi untuk menciptakan niat baik
·
Tony greener, public
relations adalah presentasi positif suatu organisasi kepada keseluruhan
publiknya
·
The First World Forum of Public Relations, public relations practice adalah seni
dan ilmu pengetahuan mengenai proses menganalisis trend, memprediksi konsekuens-konsekuensinya, memberikan konseling
kepada pimpinan organisasi, dan mengimplementasikannya program yang terencana
yang akan melayani kepentingan organisasi dan publik
·
Cutlip, Center & Broom, public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan
publikn yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut
·
Gruning & Hunt, public relations adalah manajemen komuniksi antara organisasi dan
publiknya
Kemudian
(Kriyantono, 2016, h. 5) menyimpulkannya menjadi sebuah konsep-konsep penting
yang dapat dipelajari di Public
Relations. Konsep-konsep tersebut adalah karakteristik public relations, tujuan, fungsi, bidang pekerjaan maupun alat-alat
yang digunakan public relations dalam
beraktivitas.
Soal no 4:
4.
Jelaskan fungsi dan bidang pekerjaan Humas, dan
berikan contoh!
Jawaban :
Seperti yang sudah
dijelaskan pada soal no 3 bahwa Humas dan Public
Relations itu sama saja, hanya berbeda penyebutannya saja. Akan tetapi
Humas lingkup kerjanya berada di ranah institusi pemerintahan sedangkan Public
Relations lingkup kerjanya berada di perusahaan. Adapun Fungsi dari Humas,
yaitu :
1. Fungsi utama humas
Fungsi-fungsi
utama yang dilakukan oleh seorang humas dalam organisasinya meliputi berbagai
bidang dan segi, dibawah ini terdapat beberapa fungsi humas yang paling utama,
yaitu:
ü Menumbuhkan
dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi engan publiknya,
baik publik internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian
ü Menilai dan
menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya
ü Memberi
saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan pendapat umum sebagaimana
mestinya
ü Menumbuhkan
motivasi dan partisipasi publik dalam rangka menciptakan iklim pendapat publik
yangmenguntungkan organisasi atau lembaga
ü Menggunakan
komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum
2. Fungsi humas menurut IPRA
Penelitian yang diadakan oleh International
Public Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada
umumnya fungsi PR atau Humas masa kini
meliputi 15 pokok yaitu:
ü Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah perilaku manusia.
ü Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan
akibat-akibatnya bagi institusi.
ü Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi
serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk
mengatasinya.
ü Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan
informasi yang utuh
ü Mencegah konflik dan salah pengertian
ü Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
ü Meningkatkan hubungan baik institusi
terhadap anggotanya
ü Memperbaiki hubungan industrial
ü Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum
ü Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi
keinginan anggota untuk keluar dari institusi.
ü Memasyarakatkan produk atau layanan
ü Mengusahakan perolehan laba yang maksimal
ü Menciptakan jadi diri institusi
ü Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun ternasional
ü Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi
3. Fungsi Humas menurut
Canfield
Bertrand
R. Canfield dalam bukunya Public Relations, Principles and Problems
mengemukakan tiga fungsi humas , yaitu:
ü Mengabdi
kepada kepentingan umum ( serve the
public’s interest)
ü Memelihara
komunikasi yang baik (maintain good
communication)
ü Menitikberatkan
,oral dan tingkah laku yang baik (good
morals and manners)
4.
Fungsi humas menurut Edward L. Bernaus
Mengenai fungi humas Edward L. Bernaus seorang pelopor
humas di Amerika Serikat dalam bukunya Public Relations (Bernaus, 1952)
terdapat tiga fungsi humas, yaitu:
ü Memberikan
informasi kepada masyarakat
ü Mengajak
masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku mereka
ü Melakukan
usaha-usaha untuk menyatukan sikap dan tindakan suatu lembaga atau
organisasinya dengan publiknya atau sebaliknya.
5.
Fungsi Humas sebagai fungsi
Manajemen
1.
Fungsi Internal (ke luar)
ü
PR harus mampu mengusahakan tumbuhnya sikap dan
gambaran/citra masyarakat yang positif terhadap segala tindakan atau
kebijaksanaan organisasi atau lembaga. Oleh karena itu, setiap anggota
organisasi harus mampu memberikan image positif yang mewakili organisasinya.
ü
Penghubung antara menejemen dan publiknya
2. Fungsi Eksternal (ke dalam)
ü PR harus
mampu mengenali/mengidentifikasikan hal-hal yang dapat menimbulkan
sikap/gambaran yang negatif dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan/kebijakan
dijalankan
ü Memberi
nasehat pada menejemen mengenai semua perkembangan luar atau dalam, yang
menyangkut pengeruh hubungan perusahaan dengan publiknya.
ü Membuat
penelitian dan penafsiran bagi kepentingan menejemen mengenai sikap-sikap yang
ada sekarang atau diperkirakan sebelumnya pada public utama atas urusan
perusahaan
ü Bertindak
untuk kepentingan menejemen dalam merencanakan dan melaksanakan fungsi-fungsi
umum
Tujuan-tujuan
suatu lembaga kehumasan tidak terbatas hanya pada yang dijelaskan diatas,
kadang kala suatu organisasi baik pemerintahan maupun swasta memiliki suatu tujuan yang telah ditentukan
dan disepakati oleh semua orang yang ada dalam suatu organisasi. Setiap tujuan
humas selalu menginginkan tanggapan yang positif dari publik sehingga tanggapan
yang dihasilkan oleh publik bisa disesuaikan oleh suatu organisasi umumnya dan
bagi aktifis humas. Semua tujuan humas selalu dilandaskan pada kode etik yang
disepakati bersama.
Adapun
bidang pekerjaan Humas meliputi kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam
simbol komunikasi,verbal maupun nonverbal. Kegiatan non verbal sebagian besar
pekerjaannya seperti menulis proposal, artikel progress report, menulis untuk
presentasi, press release, dan sebagainya. Contoh profesinya yaitu jurnalis,
wartawan, dan anggota divisi kehumasan di institusi. Sedangkan verbalnya berupa
pekerjaan yang meliputi jumpa pers, guess
guide atau open house, presenter,
desk information, announcer dan lain sebagainya. Contoh
profesinya yaitu presenter, resepsionis, dan lain-lain.
Soal no 5 :
5. Jelaskan faktor yang mempengaruhi publisitas!
Jawaban :
Dalam
memasarkan suatu produk atau memperkenalkan perusahaan, yang harus di
pertimbangkan adalah prinsip “biarkan orang lain bercerita tentang diri Anda” (let someone tell about you) atau
“ceritakan diri Anda melalui orang lain” (telling
something through someone else). Orang akan lebih mempercayai informasi
yang disampaikan orang lain tentang diri Anda, ketimbang Anda menceritakan
sendiri. Publisitas pada dasarnya adalah strategi yang menerapkan prinsip ini.
Dengan
mengirim informasi melalui press release, press conference, press tours kepada
media public relations berharap informasi tersebut disebarkan media kepada
khalayak. Ketika release dari public relations dimuat sebagai berita, maka
situasinya berubah menjadi media yang bercerita tentang suatu organisasi atau
lembaga tempat public relations bekerja. Bukan Anda yang bercerita. Informasi
yang di release oleh media tersebut merupakan bentuk publisitas yang lebih
dipercaya oleh khalayak karena di sampaikan oleh media bukan organisasi atau
lembaga yang bersangkutan. Saat ini, public relations banyak menggunakam
publisitas agar informasi tentang organisasi atau lembaga tempat ia bekerja
dapat dikenal dan tersebar luas.
Publisitas
menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan dan merupakan peluang bagi public
relations untuk memanfaatkan media massa untuk menyebarluaskan informasi dengan
gratis. Namun untuk publisitas itu sendiri memiliki banyak tantangan
tersendiri. Tantangan-tantangan tersebut adalah hal yang menentukan dimuat atau
tidaknya informasi dari public relations oleh media. Maka dari itu menurut
Kriyantono (2016, h. 70) ada dua faktor penentu publisitas, yaitu :
a.
Faktor penulisan materi publisitas (teknik public relations writting)
b.
Faktor kualitas hubungan media (media-relations)
Dalam bukunya Public Relations
writing edisi kedua juga menjelaskan tentang kedua faktor tersebut.
Penjelasannya sebagai berikut :
1. Penulisan materi publisitas
Materi
publisitas yang ditulis oleh public relations adalah produk-produk yang akan
dikirim ke media yang isinya merupakan informasi mengenai perusahaan. Agar
produk-produk tulisan tersebut dimuat dimedia maka, tulisan tersebut harus
mengandung news value karena pada dasarnya media juga membutuhkan sumber berita
lain untuk meng-coverage beritanya. Maka dari itu dalam praktik penulisannya, public
relations harus memperhatikan kaidah-kaidah jurnalistik, akan tetapi
penulisannya tetap bertujuan untuk memberikan informasi kepada publik sebagai
upaya untuk mempersuasi publik agar tercipta opini publik yang positif bagi
perusahaan. Adapun kaidah-kaidah penulisan materi publisitas yang harus
diperhatikan oleh seorang public relations antara lain :
·
Teknik mencari berita.
·
Teknik menulis berita (mencakup teknik menentukan news
value, membuat lead berita, teknik piramida terbalik, bahasa jurnalistik).
·
Mengetahui teknik menulis untuk jenis media cetak
maupun elektronik.
·
Etika jurnalistik.
2. Kualitas hubungan media
Seorang public
relations dan media adalah mitra kerja. Public relations membutuhkan media
untuk menyampaikan dan mengenalkan perusahaannya kepada publik. Sedangkan media
butuh public relations sebagai sumber berita. Oleh karena itu public relations harus
menjalin hubungan yang baik dengam media agar semisalkan ada pemberitaan
negatif tentang perusahan tempat ia bekerja, media tidak akan langsung
mempublikasikannya begitu saja tetapi akan memverifikasi informasi tersebut
kepada PR di perusahaan tersebut. Sehingga citra positif perusahaan tetap
terjaga. (Kriyantono, 2016, h. 71)
Praktisi public
relations harus tahu banyak segala hal tentang media. Istilahnya “ketahuilah
dengan siapa Anda bicara”. (Kriyantono, 2016, h. 79). Hal ini dimaksudkan agar
informasi yang telah dibuat oleh public relations dapat dimuat oleh media
sebagai berita. Dengan mengenali media dengan baik maka seorang public
relations dapat mengenai gaya penulisan media tersebut, mengetahui kebijakan
redaksional media, mengetahui wilayah edar media, memahami wartawan media,
serta memahami kebutuhan media. Maka dari itu, peluang informasi yang dibuat
oleh public relations semakin besar
apabila ia memerhatikan teknik penulisan materi publisitas dan berhubungan baik
dengan media.
Daftar Pustaka
Jefkins, F. (1995). Public
relations : alih aris munahar. Jakarta: Erlangga.
Kriyantono, R. (2016). Public
relations writtings : teknik produksi media public relations dan publisitas
koorporat. Jakarta: Prenadamedia group.
Wijaya, I.S. (2014). Public
relations sebagai profesi. Journal Public Relations, 15(2),
176-208.
Komentar
Posting Komentar